Monday, December 26, 2016



Nattevagten / Nightwatch (1994) *





Martin adalah seorang mahasiswa jurusan hukum dan untuk membiayai kuliahnya tersebut dia bekerja sebagai seorang penjaga malam di sebuah kamar mayat.
Suatu hari kamar mayat yang dijaga Martin kedatangan mayat "baru", yaitu mayat seorang wanita pekerja seks yang merupakan korban pembunuhan berantai yang terjadi belakangan.
Sejak hari itu, Martin pun terlibat dalam kasus pembunuhan tersebut dan sekaligus mengalami kejadian-kejadian yang tak terduga.


Nattevagten memiliki cerita yang bisa dibilang “ringan” dengan sedikit sentuhan komedi, dan hal tersebut diramu dengan suspense yang baik serta atmosfir mencekam seperti kamar mayat yang terlihat angker serta suram dan ditambah keberadaan seorang Serial-Killer misterius yang membuat penonton merasa "“was-was”".


Overall, walaupun dalam segi penggarapan ataupun cerita tidak se-”dewasa” Just Another Love Story dan Twist yang dihadirkan mungkin terasa cukup Predictable, tetapi Ole Bornedal mampu membuat sebuah Thriller Hitchcockian yang solid dan mencekam dengan unsur Mistery & Suspense yang baik.



Skor : 4 / 5




* Review ini diambil dari review ane di kaskus beberapa tahun yang lalu.
Ane post ulang disini karena setelah nonton The Autopsy of Jane Doe beberapa hari yang lalu, jadi keingetan sama nih film yang sedikit-banyak memiliki kesamaan yang agaknya cocok juga untuk yang suka dengan film The Autopsy of Jane Doe.

Friday, December 23, 2016



After the Storm / Umi yori mo Mada Fukaku (2016)




Sebuah drama keluarga yang terbilang sederhana tetapi juga sekaligus "kaya", karena walaupun hanya berfokus pada satu karakter dan cerita , namun memiliki tema yang terbilang banyak, seperti hubungan ibu-anak, ayah-anak, adik-kakak, persahabatan, dan juga hubungan suami dan mantan istrinya.


Ada sedikit elemen yang mengingatkan dengan The Ice Storm-nya Ang Lee, tetapi kalau The Ice Storm digarap dengan tone dan tema yang lebih dark dan gloomy, After the Storm di sisi lain tampil dengan ciri khas Koreeda yang tenang, natural, "adem", dan menyentuh.
Selain itu, tokoh protagonis dengan karakter cukup nyeleneh yang dihadirkan Koreeda disini juga cukup memberikan bumbu-bumbu yang cukup menggelitik.


Bukan karya terbaik Koreeda imo, tetapi ane lebih suka ini ketimbang film dia sebelumnya (Our Little Sister).



Skor: 3.5 / 5


Wednesday, December 21, 2016




The Autopsy of Jane Doe (2016)





Bahan:

- Rumah Tua
- Kamar Mayat (beserta mayat-mayatnya tentunya )
- Lorong gelap
- Pintu berderit
- Petir yang menggelegar
- Misteri
- Suspense
- Blood
- Gore
- Jump Scare
- Musik / Nyanyian anak-anak


Kesemua bahan di atas diramu dengan tingkat kematangan yang begitu pas oleh sang "koki", André Øvredal, sehingga menghasilkan sebuah hidangan yang lezat untuk para pecinta film Horror.



Overall, The Autopsy of Jane Doe memang terkadang tidak bisa lepas dari scene-scene klise yang sudah sering dijumpai dalam film-film Horror kebanyakan, tetapi hal tersebut dapat dengan mudah diabaikan mengingat betapa efektifnya film ini dalam membuat bulu kuduk merinding serta memikat penonton dari awal sampai akhir dengan elemen misteri, suspense, dan atmosfirnya yang jempolan.



Skor : 4 / 5




* Salah satu Horror terbaik Tahun ini.
** Cocok kayanya di Double Feature dengan I Am Not A Serial Killer.







I Am Not a Serial Killer (2016)






I Am Not a Serial Killer sebenarnya terasa cukup unik dan enjoyable dengan perpaduan Drama, Thriller voyeurism ala Rear Window, dan sedikit humor.
Namun sayangnya perpaduan kesemua itu terasa sedikit kurang maksimal sehingga menghasilkan tone yang terasa datar dan suspense yang terasa setengah-setengah.


Skor : 3 / 5

Tuesday, December 20, 2016



Girl Asleep (2016)




Sebuah film yang mungkin bisa dibilang sedikit lebih mengedepankan "style over substance".
Girl Asleep digarap dengan sintog dan visual yang terbilang unik dan cukup ciamik, namun memiliki cerita yang agak terlalu sederhana , kurang mendalam atau kurang berkembang dengan baik.

Tetapi meski demikian, secara keseluruhan film dari negeri kangguru ini masihlah sebuah tontonan yang terbilang enjoyable dan unik dengan menggabungkan drama coming-of-age dengan fantasi / surreal, serta penggarapan yang stylish* serta tone + humornya yang quirky dan cukup nyeleneh.



Skor : 3.5 / 5




* Yang suka film-filmnya Wes Anderson boleh nih cicipin yang satu ini, stylenya agak-agak mirip.

Monday, December 19, 2016


Review: 
Denial, Meet The Feebles, & Rogue One




Denial (2016)






Sebuah Courtroom Drama dengan tema (kasus) yang cukup menarik, tentang dugaan bahwa Holocaust yang dilakukan oleh Nazi adalah sebuah rekaan atau kebohongan.

Denial memang tidak memiliki suspense atau twist-and-turn ala Courtroom Thriller, tetapi tetap enjoyable untuk diikuti sampai akhir berkat alurnya yang mengalir natural serta akting memikat dari para cast-nya, khususnya Timothy Spall sebagai sang Antagonis.


Skor : 3.5 / 5




Meet The Feebles (1989)




Meet The Feebles bisa dibilang sebagai The Muppets untuk kalangan dewasa.
Dengan suntikan black comedy-nya yang vulgar, cabul bin mesum, serta adegan-adegan yang diisi dengan violence, blood & gore.. Peter Jackson sang sutradara mampu menyajikan tontonan yang dark, bizzare, terkadang juga menjijikkan, namun tetap enjoyable dan memikat (yang memang menjadi ciri khas Peter Jackson di awal karirnya, sebelum akhirnya dia menjadi terlalu sibuk mengurusi urusan di Middle-earth).


Jadi, jika The Muppets adalah sebuah tontonan keluarga yang aman untuk dikonsumsi oleh anak-anak, maka Meet The Feebles adalah kebalikannya.
Oleh karena itu, Jauhkanlah anak-anak anda dari boneka-boneka perusak moral ini !!!   Ha3


Skor : 4 / 5




Rogue One: A Star Wars Story (2016)




Plotnya mungkin kelewat sederhana, karakternya juga tidak terlalu memorable, dan endingnya mungkin juga predictable (gw dan mungkin sebagian fans nya SW bisa menerka dari jauh hari akan menuju kemana akhir dari film ini).
Tetapi untungnya Rogue One: A Star Wars Story memiliki adegan aksi (plus visual effect ciamik) yang luar biasa memikat, belum lagi ditambah scene Darth Vader yang bukan mustahil bisa membuat para fans SW berlinang air mata bahagia, serta ending yang akan membekas di hati.


Skor : 3.5 / 5



Wednesday, December 14, 2016


Aquarius (2016)




Dengan durasi yang cukup panjang (sekitar 140 menit) dan bertempo lumayan lambat, Aquarius bisa terasa sedikit melelahkan untuk sebagian penonton.
Plot ceritanya sendiri juga tampak biasa-biasa saja, Aquarius lebih fokus kepada sang protagonis dan bagaimana dia menjalani kehidupannya sehari-hari dan berinteraksi dengan orang sekitar, teman, dan keluarga.
Dan semua itu disajikan serta mengalir dengan sangat natural dan ajaibnya jauh dari kata membosankan.


Overall, Aquarius adalah sebuah drama dewasa dengan konflik yang terasa tidak berlebihan dan memang umum ditemui di kehidupan sehari-hari, serta ditaburi sedikit bumbu seks, sosial, dan bahkan politik *, plus akting memikat dari Sônia Braga.



Skor : 3.5 / 5



* Denger-denger film ini sempat menuai kontroversi di Brazil karena "kandungan" politik yang ada di film ini, bahkan muncul seruan untuk memboikot film ini.




Review :
Phantasm, Frank & Lola, The American Side




Phantasm: Remastered (1979 / 2016)




Walaupun plotnya terbilang cukup messy, tetapi sebenarnya Phantasm adalah sebuah Horror yang cukup fun dan enjoyable dengan style campy plus atmosfir nightmarish-nya.
Tetapi yang jadi masalah adalah twistnya yang terbilang 'meh' *.


Skor : 3 / 5

* Ane emang kurang suka tipe twist model begini, tapi penonton lain mungkin bisa lebih menyukai tipe kaya gini.




The American Side (2016)



The American Side bisa dibilang sebuah homage untuk film-film Noir-detektif-thriller macam The Maltese Falcon dengan formula ala Hitchcock, seperti penggunaan McGuffin dan adegan-adegan yang mengingatkan akan film-film seperti North By Northwest, Saboteur, dan sejenisnya.
Namun sayangnya, plot, suspense, misteri, maupun dialog-nya terasa kelewat lemah, tidak menarik, dan cenderung membosankan.


Skor : 2.5 / 5




Frank & Lola (2016)



Sebuah Romance-Mistery dengan twist-and-turn yang cukup menggelitik rasa penasaran penonton, plus performa Michael Shannon yang seperti biasa tampil solid.
Namun sayang, endingnya terasa sedikit kurang memuaskan dan terkesan "begitu doang".


Skor : 3 / 5




Sunday, December 11, 2016



Kurîpî: Itsuwari no rinjin / Creepy (2016)





Sebuah Thriller dengan plot yang terbilang menarik, dimana di satu sisi kita mengikuti seorang mantan detektif yang mencoba memecahkan kasus hilangnya sebuah keluarga, dan di sisi lainnya, istri dari sang protagonis yang harus berurusan dengan tetangganya yang misterius.


Masih dengan style Slow Burner-nya, Kiyoshi Kurosawa sang sutradara, disini seperti meng-kreasi ulang film Cure (film yang juga digarap oleh Kiyoshi Kurosawa), dengan tema dan style yang sedikit-banyak terasa "senyawa".
Dan hasilnya terbilang cukup berhasil, walaupun jika dalam Cure, plot maupun scene-scenenya terasa mengalir natural dan lebih "believable" (walaupun juga terbilang cukup implausible), Creepy terkadang diisi dengan adegan yang terasa kurang masuk akal, dan sedikit terburu-buru.

Namun meski demikian, secara keseluruhan Creepy masihlah sebuah Slow-Burning Thriller yang solid, enjoyable, dark dan cukup disturbing, plus ending yang cukup menggigit.



Skor : 3.5 / 5 


Cure (1997)*






Seorang detektif berupaya memecahkan sebuah kasus pembunuhan berantai yang ditiap leher para korbannya ditemukan sebuah tanda “X”.



Cure merupakan Thriller yang bisa jadi terlihat cukup lambat, minim aksi.. dan lebih menonjolkan tema dan atmosfir yang dark dan creepy.
Cure juga sangat mengandalkan “permainan” psikologis sebagai senjata untuk men-terror penontonnya.
Hal ini dapat dilihat dari “pertarungan” yang terjadi antara si pelaku dan sang protagonis yang terjadi secara psikologis dan bukannya melalui aksi-aksi penuh tensi.
Selain itu, plot dan cerita yang dihadirkan juga akan menuntut penonton untuk memutar otak dengan cukup keras sepanjang film, bahkan sampai film berakhir sekalipun.



Overall , Cure memang berpotensi membingungkan , bahkan akan dianggap implausible dan tidak konklusif..
tetapi yang pasti, Cure adalah sebuah Thriller Psikologis yang Dark, Disturbing, Creepy dan benar-benar menggunakan kata “Psikologis” dengan sangat efektif.



Skor : 4 / 5


* Review lama ane dari Kaskus, tahun 2013 dulu.

Saturday, December 10, 2016


Beyond the Gates (2016)





Setengah bagian awalnya, film ini tampil baik dengan alur cerita yang menarik plus atmosfir spooky-nya.
Namun sayangnya, setelah itu Beyond the Gates tampil cukup kedodoran dengan terlalu mengandalkan scene-scene bloody nan campy-nya yang sayangnya tidak memberikan efek suspense yang berarti.


Overall, Meski memiliki premis yang sangat familiar (bisa dibilang ini adalah versi horror-komedi-nya Jumanji ataupun Zathura), Beyond the Gates sebenarnya tampil cukup enjoyable dan berpotensi besar untuk tampil "menyegarkan" dengan style Retro-nya yang cukup "asik", apalagi ditambah dengan penampilan meyakinkan dari Barbara Crampton sebagai ibu-ibu (atau nenek2 ya? ha3) di dalam TV.. tetapi sayangnya harus sedikit dirusak dengan setengah bagian akhirnya yang terbilang lemah.



Skor : 3 / 5


*Lumayan-lah kalo mau iseng buang2 waktu weekend ini. :)

Thursday, December 8, 2016


Review Gado-Gado



Miss Hokusai (2015 / 2016)



Visualnya bagus, filmnya sendiri cukup lumayan unik dengan menggabungkan drama biopik dengan fantasy/surreal.
Tetapi sayang ceritanya sendiri terasa tumpul, terkadang messy dan kurang menarik, imo.


Skor : 3 / 5




 A Better Life (2011)



Sebuah Drama tentang imigran dan juga tentang father-and-son yang mungkin terasa sedikit terlalu banyak ditaburi "keju-keju" ala Hollywood, sehingga terkadang terasa kelewat cengeng dan heroik.
Namun untungnya tidak sampai merusak rasa natural, hangat dan menyentuh yang memang menjadi kekuatan film ini.


Skor : 3.5 / 5




Equity (2016)



Sebuah Corporate / Financial-Drama yang cukup enjoyable.
Tetapi rasanya ada sesuatu yang kurang, seperti plot yang sedikit kurang greget dan karakter yang terasa forgettable... walaupun cukup rekomen jika anda suka atau mencari film-film seperti Wall Street, The Big Short, Margin Call, dan sejenisnya.


Skor : 3 / 5



Demon (2015 / 2016)



Premisnya sebenarnya cukup menarik, walaupun terasa familiar.
Settingnya pun cukup mendukung (dalam artian kelam, lusuh dan cukup mencekam).
Namun sayangnya perpaduan komedi dan horrornya terasa nanggung dan lebih hit-and-miss (yang sayangnya lagi, lebih banyak miss-nya).


Skor : 3 / 5



Moana (2016)



Animasi dengan formula klasik Disney = "Tuan Putri"+ sidekicks + nyanyi-nyanyi.
Sedikit dibawah ekspektasi ane, tapi tetap menghibur, seru, lucu, dan cukup hangat, plus visualnya juga aduhai.


Skor : 3.5 / 5




Storks (2016)



Surprisingly funny, fun, and touching.
Yang ini, justru di atas ekspektasi ane, ga nyangka humor-humornya bikin ane ngakak... konyol* dan terasa cukup dewasa (bukan humor dewasa macam Sausage Party tapi ya :D).

*Itu gerombolan serigalanya bener2 goblog bin tolol! Kocak! Gw suka, ha3 :D


Skor : 3.5 / 5




Monday, December 5, 2016



The Eyes of My Mother (2016)





Sebuah Drama-Thriller yang terbilang cukup "sepi", bertempo lambat serta digarap secara sederhana, hitam-putih, dan dengan sintog yang cukup menawan.

Dengan penyajian seperti yang dijabarkan di atas, The Eyes of My Mother akan memiliki kesan seperti sebuah film yang tenang (dan memang seperti itulah yang dirasakan penonton).

Namun, jangan salah! Seiring berjalannya waktu, film ini akan menunjukan wajah aslinya yang walaupun tetap terasa kalem, tetapi di saat yang sama juga gloomy, sick, disturbing dan penuh dengan kekerasan (walaupun secara visual terkadang disajikan dengan kesan "malu-malu").


Overall, walaupun plotnya mungkin terbilang terlalu sederhana dan terasa sudah familiar, tetapi The Eyes of My Mother merupakan perpaduan apik antara Drama tenang nan kelam yang disturbing plus cukup menyentuh, dengan Horror/Thriller gore-fest yang disajikan secara artsy dan tidak "murahan".



Skor : 4 / 5

Sakit tapi sedap nih film! :D

Saturday, December 3, 2016


Always Shine (2016)





Always Shine sebenarnya adalah sebuah Thriller bertempo lambat yang terbilang cukup predictable.
Dari awal penonton diperlihatkan tentang hubungan dua orang sahabat yang secara pelan-tapi-pasti mulai muncul "percikan-percikan api" yang kita tahu akan berakhir kemana.

Overall, kekuatan Always Shine bukanlah terletak pada plot yang berlika-liku atau tensi yang bisa membuat jantung penonton berdegup kencang.. melainkan kepada kemampuannya menampilkan santapan thriller psikologis yang terbilang "lezat"* dengan paduan atmosfir haunting serta akting menawan kedua protagonisnya.





Skor : 4 / 5



* Lezat untuk penggemar Slow Burning Thriller ky ane, buat yang ga suka tipe film ky gini, ga jamin ya :D.

NB: Seperti yang ane bilang beberapa waktu lalu, tahun 2016 ini terbilang banyak film-film Horror/Thriller yang bagus-bagus, mantep lah nih taon :D.
Best Horror/Thriller of 2016

Friday, December 2, 2016


Chronic (2015 / 2016)






Film yang terbilang sepi dan lambat, sangat berpotensi membosankan bagi sebagian penonton.
Chronic juga bukan tipe film yang "menyenangkan" untuk ditonton.

Namun jika anda penyuka film yang membutuhkan kesabaran untuk mempelajari karakter serta dialog dengan perlahan, maka film ini sebenarnya tampil cukup prima dengan penyajiannya yang tenang, natural, sekaligus cukup shocking dan disturbing.. ditambah lagi dengan penampilan meyakinkan dari Tim Roth serta endingnya yang membutuhkan "kejelian" dari penontonnya untuk memahami lebih mendalam.



Skor : 3.5 / 5
Review:
L'avenir / Things To Come & The Age of Shadows



L'avenir / Things To Come



Walaupun memiliki beberapa scenery yang menawan serta ditambah akting natural dari Isabelle Huppert.. L'avenir tampil sebagai Drama yang terasa tanpa "emosi", dalam artian, film ini tidak mampu membuat penontonnya (dalam hal ini saya tentunya) untuk turut merasakan apa yang dirasakan oleh sang protagonis.

Drama yang cukup "hambar", imho.

Highly overrated


Skor : 2.5 / 5




The Age of Shadows




Durasinya sedikit kepanjangan dan beberapa adegan terasa jadi sedikit draggy.. tetapi overall The Age of Shadows terbilang solid dalam memberikan sebuah tontonan Spy -Thriller yang suspenseful dan cukup menyentuh.


Skor : 3.5 / 5